KB. SISTEM KOLOID
(Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id)
Silahkan perhatikan gambar di atas. Tentu kalian
mengenalnya bukan? Pada gambar 2 (a), (b) dan (c) berturut-turut merupakan
larutan garam, susu dan minuman kopi, ketiganya merupakan contoh campuran.
Larutan garam terbuat dari garam yang dilarutkan pada air. Apakah kalian dapat
membedakan mana air dan mana garamnya? Pada larutan garam campurannya bersifat
homogen sehingga kita tidak dapat membedakannya komponen-komponen dari
penyusunnya. Minuman kopi merupakan campuran dari serbuk kopi dengan air. Pada
minuman kopi, sesaat setelah serbuk kopi dicampurkan dengan air, kita dapat
dengan jelas melihat komponen serbuk kopi yang mengendap dibagian bawah. Hal
tersebut menunjukkan bahwa minuman kopi tersebut merupakan campuran heterogen.
Campuran seperti ini disebut dengan suspensi.
Bagaimana dengan gambar 2 (b) yaitu susu? Sepintas
susu terlihat seperti larutan garam yang bersifat homogen. Namun jika dilihat
seksama dan diamati dalam waktu lama, ternyata susu merupakan campuran
heterogen, yaitu campuran antara lemak susu dengan air. Lemak susu mengambang
di atas permukaan air. Campuran yang sifatnya diantara campuran homogen dan
campuran heterogen seperti susu dikenal dengan istilah koloid. Pada koloid
tidak lagi terdiri dari zat terlarut dan pelarut, tetapi dikenal dengan istilah
fase terdispersi dan medium pendispersi. Fase terdispersi merupakan zat yang
didispersikan atau zat yang tersebar merata pada medium pendispersinya. Jadi
pada susu, fase terdispersinya adalah lemak susu yang tersebar merata pada
medium pendispersi air.
Koloid berasal dari bahasa Yunani, dari kata “ kolla “
dan “ oid “. Kolla berarti lem, sedangkan oid berarti seperti/mirip. Istilah
koloid diperkenalkan pertama kali oleh Thomas Graham pada tahun 1861
berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin. Perbandingan sifat antara larutan,
koloid dan suspensi dapat kalian cermati pada tabel berikut.
Tabel 1.
Perbandingan antara sifat larutan, koloid dan suspensi.
No |
Aspek |
Larutan |
Koloid |
Suspensi |
1 |
Ukuran partikel |
Ukuran partikelnya< 1 nm |
Ukuran partikelnya antara 1 – 100 nm |
Ukuran partikelnya >100 nm |
2 |
Jumlah Fase |
Terdiri dari 1 fase |
Terdiri dari 2 fase |
Terdiri dari 2 fase |
3 |
Kestabilan |
Stabil (tidak mengendap) |
Pada umumnya stabil |
Tidak stabil (mudah mengendap ) |
4 |
Pemisahan |
Tidak dapat disaring |
Dapat disaring dengan penyaring ultra |
Dapat disaring |
5 |
Pengamatan Mikroskop |
Homogen (tidak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra ) |
Secara makroskopis bersifat homogen tetapi jika diamati dengan
mikroskop ultra, bersifat heterogen |
Heterogen |
6 |
Sistem dispersi |
Molekular |
Padatan halus |
Padatan kasar |
7 |
Contoh |
larutan gula, udara bersih, etanol 70 % |
air sabun, susu, mentega, santan, puding |
minuman kopi, air sungai yang kotor |
Berdasarkan fase terdispersi dan medium
pendispersinya, maka sistem koloid dapat dibedakan menjadi 8 jenis yaitu
seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.
Jenis-Jenis Koloid
No |
Fase Terdispersi |
Medium Pendispersi |
Nama Koloid |
Contoh |
1 |
Padat |
Padat |
Sol Padat |
Gelas berwarna, paduan logam misal perunggu |
Cair |
Sol |
Tinta, sol emas, sol belerang, lem cair, pati dalam air |
||
Gas |
Aerosol Padat |
Asap rokok, debu di udara, asap buangan knalpot |
||
2 |
Cair |
Padat |
Emulsi Padat (Gel ) |
Jeli, mentega, selai, agar-agar, lateks, semir padat |
Cair |
Emulsi |
Susu, santan, minyak ikan, es krim, mayones |
||
Gas |
Aerosol Cair |
Awan, obat semprot, hair spray |
||
3 |
Gas |
Padat |
Buih padat/ busa Padat |
Karet busa, batu apung, sterofoam, biskuit, kerupuk |
Cair |
Buih cair/ busa cair |
Busa sabun, pasta, krim kocok |
BAHAN BACAAN KOLOID
Tidak ada komentar