Header Ads

ads header

Breaking News

BAB 3 KIMIA HIJAU DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN 2030

KIMIA HIJAU DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN 2030

Pengertian kimia hijau

Kimia hijau merupakan suatu pendekatan terhadap perancangan, proses pembuatan, dan pemanfaatan produk kimia dengan cara yang dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak berbahaya yang disebabkan oleh zat kimia terhadap lingkungan dan manusia. 

Tujuan kimia hijau

Tujuan utama dalam kimia hijau ialah menciptakan senyawa kimia yang lebih baik dan aman. Dalam konteks penghilangan dampak negatif, upaya tersebut dimulai sejak tahap perancangan. Pencegahan risiko pada proses pembuatan zat kimia diharapkan memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan manusia dan lingkungan. 

Prinsip utama pendekatan kimia hijau tercermin dalam moto lebih baik, lebih mudah, dan lebih murah untuk merancang, dan mengembangkan proses-proses dan senyawa yang ramah lingkungan daripada mengatasi akibat buruk dari proses dan produk kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Moto tersebut menekankan pentingnya mencegah polusi lingkungan yang disebabkan oleh proses dan produk kimia berbahaya daripada mengatasi konsekuensi buruk setelahnya. 

Konsep kimia hijau berkembang sebagai tanggapan terhadap pengembangan dan penggunaan zat kimia tanpa kontrol yang dapat menjadi kontaminan di lingkungan. Zat-zat tersebut dapat meresap ke dalam tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya melalui tanah, air, debu, dan udara.

12 Prinsip Kimia Hijau yang diajukan oleh Paul Anastas dan John Warner.

1. Pencegahan polusi atom. 

Mendesain proses kimia agar menghasilkan produk dengan limbah minimal, menghindari terbentuknya produk samping yang tidak diinginkan.

2. Efisiensi atom. 

Memaksimalkan penggunaan semua bahan dalam reaksi kimia dan mengurangi limbah yang dihasilkan.

3. Sintesis yang lebih aman. 

Menggunakan reagen dan bahan kimia yang kurang atau tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

4. Penggunaan pelarut yang aman dan toleran lingkungan. 

Memilih pelarut berbasis air atau pelarut ramah lingkungan daripada pelarut organik berbahaya.

5. Energi yang efisien. 

Menggunakan kondisi reaksi yang membutuhkan energi lebih sedikit dan mengurangi konsumsi energi secara keseluruhan.

6. Menghindari bahan baku yang berbahaya. 

Menghindari semua bahan baku yang beracun atau berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

7. Menggunakan katalis ramah lingkungan. 

Meningkatkan penggunaan katalis untuk mempercepat reaksi kimia, mengurangi suhu dan tekanan yang diperlukan, dan menghindari penggunaan bahan berbahaya.

8. Desain produk lebih ramah lingkungan. 

Mendesain produk kimia agar dapat diuraikan atau didaur ulang setelah digunakan.

9. Mengurangi derivatisasi. 

Menghindari penggunaan pengganti yang tidak perlu atau mengurangi langkah-langkah derivatisasi dalam proses sintesis.

10. Minimalisasi solvent.

Minimalkan penggunaan pelarut organik berbahaya dan mencari alternatif yang ramah lingkungan.

11. Analisis kimia secara seketika.

Menggunakan metode analisis cepat dan efisien untuk mengendalikan dan memonitor reaksi secara langsung.

12. Preventif dalam desain kimia. 

Memasukkan pertimbangan kimia hijau pada tahap awal perencanaan dan desain produk dan proses kimia.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip kimia hijau dalam proses kimia, kita tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, tetapi juga menciptakan peluang inovasi dan efisiensi baru di berbagai industri. Prinsip-prinsip ini mendorong para ilmuwan, insinyur, dan praktisi kimia untuk memikirkan kembali cara berinteraksi dengan materi dan energi, membuka jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab. Dengan demikian, kimia hijau bukan hanya seperangkat pedoman, melainkan juga gerakan yang mengubah dasar pemikiran kita tentang kimia dan dampaknya terhadap dunia di sekitar kita.


Contoh penerapan kimia hijau dalam kehidupan sehari-hari

Penerapan kimia hijau dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui dalam berbagai aspek.

1. Pembersihan rumah tangga.

Menggantikan pembersih konvensional dengan pembersih alami seperti cuka dan baking soda.

2. Produk pribadi.

Penggunaan sabun dan sampo organik atau yang dibuat dengan bahan-bahan ramah lingkungan.

3. Pertanian organik.

Menanam tanaman di rumah dengan cara organik dan mengurangi penggunaan pestisida.

4. Pengelolaan limbah.

Mendaur ulang limbah rumah tangga seperti kertas, plastik, dan kaca, serta menggunakan produk yang dapat didaur ulang dan mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai.

5. Energi terbarukan.

Menggunakan sumber energi terbarukan seperti panel surya atau turbin angin untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga.

6. Transportasi berkelanjutan.

Memilih transportasi berkelanjutan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum atau jika memungkinkan, menggunakan kendaraan bertenaga listrik atau bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

7. Pengolahan makanan.

Mencari bahan makanan organik dan lokal dan mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai dalam pengemasan makanan.

8. Pertanian perkotaan.

Menanam tanaman dengan cara yang ramah lingkungan, semisal tanpa menggunakan pestisida dan pupuk kimia sintetis.

9. Industri makanan dan minuman.

Memilih produk makanan dan minuman yang diproduksi dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan, seperti penggunaan bahan baku organik dan metode produksi yang lebih berkelanjutan.

10. Pendidikan dan kesadaran.

Mengedukasi diri dan orang lain tentang pentingnya prinsip kimia hijau dan dampaknya terhadap lingkungan. 

(Sumber : https://mediaindonesia.com/humaniora/642018/mengenal-apa-itu-kimia-hijau-12-prinsip-dan-contoh-penerapan) 

3.1 Pengertian dan Pentingnya kimia hijau

3.2-3.3 Prinsip dan proses kimia hijau dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan

3.4 Menciptakan Kegiatan yang mendukung prinsip kimia hijau

Video tentang Kimia Hijau

PPT tentang kimia di sekitar kita 


Presentasi Perkembangan Teori Atom Kimia Hijau Sederhana oleh kimia asyik

Tidak ada komentar