PEMANASAN GLOBAL
PEMANASAN GLOBAL DI INDONESIA
— penyebab, kondisi terkini, dampak, dan apa yang bisa dilakukan.
Pengertian & Penyebab
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi akibat akumulasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida (CO₂), metana (CH₄), dan nitrogen oksida (NOâ‚“). Di Indonesia, penyebab utama termasuk:
-
Pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak, gas).
-
Deforestasi dan kebakaran hutan / lahan, terutama untuk pertanian (kelapa sawit, pertanian buka lahan) dan penggunaan lahan lainnya.
-
Perubahan tata guna lahan.
-
Aktivitas industri dan transportasi yang menghasilkan emisi GRK tinggi.
Kondisi Terkini di Indonesia
Beberapa temuan dan data terbaru:
-
Kenaikan suhu rata-rata
Suhu udara rata-rata Indonesia sejak periode normal 1991-2020 adalah sekitar 26,7 °C. Pada tahun 2024, suhu rata-rata nasional mencapai sekitar 27,5 °C, meningkat sekitar 0,8 °C dari rata-rata sejarah. bmkg.go.id+2detikHealth+2 -
Laju peningkatan suhu
Analisis dari BMKG menunjukkan bahwa selama periode 1981-2024, suhu udara rata-rata meningkat sekitar 1,02 °C dalam 44 tahun. Untuk suhu maksimum dan minimum juga ada peningkatan signifikan. bmkg.go.id -
Proyeksi masa depan
Indonesia diprediksi mengalami kenaikan suhu rata-rata sekitar 2,2 °C pada tahun 2060, dan 3,7 °C pada tahun 2100 jika emisi terus tinggi dan tanpa upaya mitigasi kuat. Media Indonesia
Dampak Pemanasan Global di Indonesia
Beberapa dampak yang sudah terjadi dan diprediksi akan terus meningkat:
-
Peningkatan jumlah hari dengan panas ekstrem: jutaan orang terpapar panas ekstrem selama periode tertentu. Hijau Bisnis
-
Gangguan cuaca: musim kemarau menjadi lebih panjang, musim hujan datang dan pergi tidak tepat waktu. Universitas Bung Hatta+1
-
Naiknya permukaan air laut → erosi pantai, banjir rob, kehilangan sebagian daratan/pulau kecil terutama di wilayah pesisir. Buleleng Environmental Agency+2Media Indonesia+2
-
Dampak terhadap pertanian: produktivitas tanaman bisa menurun karena panas, kekeringan, dan cuaca ekstrem. Stekom University+1
-
Dampak kesehatan: peningkatan penyakit pernapasan, penyakit akibat panas, stres panas, risiko penyakit menular meningkat. Publikasi Ilmiah Unwahas+1
-
Ekosistem terancam: terumbu karang mengalami pemutihan, flora/fauna kehilangan habitat, keanekaragaman hayati berpotensi berkurang. Buleleng Environmental Agency+1
Komitmen & Upaya Indonesia
Indonesia sudah mulai bertindak, antara lain:
-
Target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sesuai dengan Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC): mengurangi sekitar 31,89% secara mandiri dan 43% dengan bantuan internasional pada tahun 2030. sarolangunkab.go.id
-
Realisasi penurunan emisi: di beberapa tahun, Indonesia berhasil melampaui target emisi CO₂/GRK. sarolangunkab.go.id
-
Ambisi mencapai Net Zero Emissions (NZE) sekitar tahun 2060, atau lebih cepat jika memungkinkan. sarolangunkab.go.id
-
Penggunaan dan pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), rehabilitasi hutan/mangal, konservasi, dan kebijakan mitigasi lainnya. sarolangunkab.go.id+2Kemenkeu+2
Tantangan & Hambatan
Walaupun ada komitmen kuat, banyak tantangan nyata:
-
Infrastruktur dan teknologi masih terbatas di beberapa daerah, sehingga transisi ke energi bersih sulit.
-
Biaya dan dana: mitigasi dan adaptasi memerlukan investasi besar.
-
Adaptasi lokal yang harus disesuaikan dengan kondisi geografis, budaya, dan sosial di tiap daerah.
-
Kesadaran publik dan pelibatan masyarakat masih perlu ditingkatkan agar upaya mitigasi/adaptasi berjalan efektif.
Apa yang Bisa Dilakukan / Aksi
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan di tingkat nasional dan individu:
-
Nasional / Pemerintah
-
Perkuat regulasi emisi karbon dan implementasi kebijakan lingkungan yang ketat.
-
Percepatan penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan panas bumi.
-
Rehabilitasi hutan dan lahan gambut, pelestarian mangrove.
-
Pembangunan infrastruktur adaptif terhadap perubahan iklim (sistem drainase, pengelolaan air, mitigasi banjir & erosi pantai).
-
Penyediaan dana dan insentif untuk inovasi hijau (teknologi bersih) dan prakarsa masyarakat.
-
-
Individu / Komunitas
-
Mengurangi konsumsi energi fosil: gunakan transportasi umum, hemat listrik.
-
Praktik ramah lingkungan: kurangi penggunaan plastik, tanam pohon, kurangi sampah.
-
Edukasi dan kampanye lingkungan di sekolah, komunitas.
-
Pilih produk yang lebih berkelanjutan dan mendukung praktik produksi yang ramah lingkungan.
-
Kesimpulan
Pemanasan global sudah menjadi kenyataan di Indonesia, dengan suhu rata-rata nasional meningkat secara nyata, cuaca dan musim yang berubah, dan dampak yang semakin terasa oleh masyarakat. Meskipun Indonesia sudah berkomitmen melakukan mitigasi dan adaptasi, upaya tersebut harus terus dikuatkan dan dilibatkan semua pihak: pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Tidak ada komentar